(PADALARANG) - Masih ingat pelajaran saat di sekolah dasar mengenai cara membuat jam matahari sederhana dari kertas dan pensil? Nah, bagaimana kalau jam matahari dengan bidang refleksi horizontal mencapai 2.785 meter persegi dan jarum sepanjang 30 meter.
Besar sekali, bukan? Nyatanya, jam matahari ukuran raksasa itu benar-benar ada. Di Bandung, Jawa Barat, Anda bisa melihat langsung jam matahari besar ini.

Tak tanggung-tanggung, jam matahari atau dikenal dengan istilah sundial ini pun diganjar rekor MURI sebagai jam matahari terbesar di Indonesia. Bahkan jam matahari ini disebut-sebut merupakan sundial terintegrasi horizontal dan vertikal terbesar di dunia.

Sebutan "The Biggest Sundial" pun disematkan di obyek wisata tersebut. Lokasinya persis di Gedung (Puspa Iptek) di Kota Baru Parahyangan.

Daya tarik utama Gedung Puspa Iptek sendiri adalah jam matahari yang mendapatkan rekor MURI sebagai jam matahari terbesar di Indonesia. Untuk melihat sebesar apa jam matahari yang dimaksud, naik saja ke lantai teratas, yaitu lantai tiga dari Gedung Puspa Iptek.

Bayangan gnomon atau lempengan dari sinar matahari bertindak sebagai petunjuk waktu. Lempengan ini diatur agar sejajar dengan sumbu bumi, yaitu ke arah kutub-kutub langit. Nah, sinar matahari menghasilkan bayangan dari gnomon yang jatuh ke bidang bertanda disebut bidang dial.

Dari posisi bayang-bayang yang jatuh ke bidang dial inilah akan diketahui waktu semu lokal atau local apparent time. Jarum di ketinggian 15 meter akan membuat bayangan ke bidang untuk menunjukkan jam sesuai pergeseran matahari.

Sundial memiliki beberapa jenis, yaitu sundial horizontal, vertikal, ekuatorial, dan meridian. Sundial di Kota Baru Parahyangan ini merupakan paduan sundial jenis horizontal dan vertikal. Inilah sundial terbesar di Indonesia yang dikukuhkan dengan sertifikat MURI di tahun 2002.

Untuk menuju jam matahari terbesar ini, arahkan mobil dari pusat kota Bandung menuju Kota Baru Parahyangan. Jam matahari yang berada di Gedung Puspa Iptek ini beralamatkan di Jalan Raya Padalarang 427.

Masuk saja ke Tol Buah Batu, lalu keluar di Pintu Tol Padalarang. Setelah itu, arahkan mobil ke kanan dan beberapa meter kemudian belok ke kiri, masuk ke Kota Baru Parahyangan. Jika tak menggunakan mobil pribadi atau sewaan, maka bisa naik shuttle bus Damri rute Leuwipanjang-Kota Baru Parahyangan.

Bus ini akan melewati alun-alun, Jalan Asia Afrika, dan Pasirkaliki. Waktu interval bus sekitar setiap 30 menit. Pengunjung yang berkunjung dikenakan tiket masuk seharga Rp 12.000. Jangan lupa untuk melihat aneka alat peraga di Gedung Puspa Iptek.

Setelah itu, naiklah ke lantai teratas dan meniti tangga dari besi sampai ke ujung ruangan kaca. Ya. sekeliling tempat berdiri dilindungi dinding kaca. Lalu, rasakan sensasi berdiri di tengah-tengah jam matahari terbesar di Indonesia. (Sumber: Konpas Travel)

 
Top