BANDUNG - Perjalanan musik metal selama di Bandung didokumentasikan dalam sebuah buku. Iman Rahman Angga Kusumah alias Kimung mencatatkan sejarah dua dekade itu hingga setebal 869 halaman sejak 2007 lalu.

Peluncuran buku berjudul Ujung Berung Rebels, Panceg Dina Galur itu berlangsung di Gedung Majestic, Jalan Braga, Bandung, Jumat malam, 22 November 2013. Konser band metal dan diskusi tentang industri musik di Bandung ikut mengisi acara tersebut.

Buku itu sendiri ditulis dengan bimbingan dosen filsafat Universitas Parahyangan, Bambang Sugiharto, dan dosen sejarah Universitas Padjadjaran, Reiza D. Dienaputra.

Bambang mengatakan, gerakan musik rock dan metal di Bandung, khususnya, sudah bisa membalikkan keadaan. Kalau dulu komunitas lokal hanya menerima musik global, kini band-band lokal mampu ke kancah dunia, seperti Burgerkill. "Komunitas metal di Bandung daya kreatifnya besar sekali tanpa campur tangan pemerintah, apalagi kalau pemerintah ikut," katanya saat diskusi.

Ujungberung merupakan salah satu pusat perkembangan musik metal di Bandung sebelah timur. Dari daerah itu, kemudian tumbuh komunitas penggemar dan musikus musik cadas menjelang 1990. "Masih tak jelas kapan rock-metal masuk ke Ujungberung, agaknya sejak band-band Guns n Roses, Metallica, dan Bon Jovi terkenal di Indonesia," ujar Kimung.

Yang menarik, kata mantan personel Burgerkill itu, perkenalan anak-anak metal di Ujungberung berawal dari sistem radio panggil. Lewat alat komunikasi itu, mereka diskusi dan berbagi informasi tentang band dan musik metal. (tempo.co)
 
Top